Sabtu, 23 November 2024

'Best Tourism Villages' Wukirsari

Provinsi D.I. Yogyakarta kembali menorehkan prestasi pada bidang pariwisata. Bersama Desa Wisata Jatiluwih, Bali; Desa Wisata Wukirsari, Imogiri, Bantul menerima penghargaan Best Tourism Villages 2024 dari organisasi pariwisata dunia UNWTO (United Nations World Tourism Organization) edisi keempat yang diselenggarakan di Cartagena de Indias, Kolombia, Kamis, 14 November 2024, atau Jumat, 15 November 2024, waktu Indonesia.

Rubrik Opini koran Kedaulatan Rakyat tanggal 23 November 2024 halaman 11


Penghargaan Best Tourism Villages atau Desa Wisata Terbaik Dunia itu bertujuan untuk menjaring desa-desa yang berhasil mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat setempat dan melestarikan tradisi lokal. Program itu menghimpun jaringan desa wisata global terbesar dengan 245 desa hingga 2024. Wukirsari dan Jatiluwih berhasil mengikuti jejak Desa Wisata Nglanggeran, DIY yang meraih gelar pada 2021 dan Desa Wisata Panglipuran, Bali pada 2023.

 

Wakil Desa Wisata Tingkat Dunia dari Indonesia jadi 4, yakni 2 dari DIY, dan 2 dari Bali. Keempat desa wisata tersebut telah memiliki sertifikat desa wisata berkelanjutan serta lolos sembilan poin penilaian desa wisata Tingkat dunia. Penilaian tersebut yakni (1) sumber daya alam dan budaya; (2) promosi dan konservasi sumber daya budaya; (3) keberlanjutan ekonomi; (4) keberlanjutan sosial; (5) keberlanjutan lingkungan; (6) pengembangan pariwisata dan integrasi rantai nilai; (7) tata kelola dan prioritas pariwisata; (8) infrastruktur dan konektivitas; serta (9) jaminan kesehatan, keselamatan, dan keamanan (UNWTO, 2024).

 

Desa Wisata Wukirsari pada tahun 2023 meraih Juara 1 pada klasifikasi Desa Wisata Maju pada ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Selain itu Wukirsari juga memecahkan rekor MURI dengan jumlah pembatik terbanyak (640 orang) di Indonesia, menjadi daya Tarik wisatawan. Kenaikan kelas desa wisata Wukirsari cukup cepat, dari juara ADWI pada tahun 2023 menjadi Tingkat dunia UNWTO di tahun 2024, karena memiliki dua warisan budaya tak benda dunia. Dua warisan ini adalah berupa batik dan wayang (300 perajin). Wukirsari berubah dari desa buruh batik menjadi desa wisata batik inovatif, memadukan warisan budaya dengan praktek ekonomi kreatif berkelanjutan. Kerajinan batik Wukirsari merupakan batik tulis warisan Kerajaan Mataram Islam sejak Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1634.

 

Desa Wisata Wukirsari juga menjadi model pariwisata berkelanjutan karena inisiatif “Becik Resik Karangkulon”, yakni program zero waste, pengelolaan sampah bebas plastik. Kegiatan pasar lokal seperti Sor Jati dan Jolontoro mempromosikan nilai-nilai tradisional dengan menggunakan dedaunan dan bahan alam sebagai bungkus untuk menghindari konsumsi plastik. Selain itu Wukirsari juga menekankan konservasi air dan perlindungan keanekaragaman hayati untuk mempertahankan lingkungan alam. Komitmen ini telah mengukuhkan Wukirsari sebagai Pariwisata Berkelanjutan yang tersertifikasi Desa oleh Dewan Pariwisata Berkelanjutan Indonesia (ISTC).

 

Wukirsari juga menetapkan standar pelayanan sesuai ISO 9001:2015, memastikan wisatawan memperoleh keramah-tamahan tinggi saat menikmati budaya lokal Wukirsari. Ada standar pada setiap aspek wisata mengikuti prosedur pelayanan dari kedatangan hingga pengalaman tinggal yang ramah dan berkesan (UNWTO, 2024). Wukirsari menggabungan manajemen modern dengan pesona alam dan warisan budaya.

 

Pengembangan Desa Wisata merupakan langkah pemerintah untuk menggali potensi baru kepariwisataan di daerah, juga untuk mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa, yang pada akhirnya dapat berdampak bagi kesejahteraan masyarakat setempat. ADWI merupakan transformasi dari kebijakan pembangunan Desa Wisata yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak tahun 2021 hingga saat ini. ADWI diharapkan dapat menjadi wahana promosi wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, serta memotivasi pemerintah desa dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk dapat mengembangkan dan menggali potensi wisata di daerahnya.

 

Peserta ADWI merupakan desa-desa wisata unggulan di seluruh Indonesia, pada malam puncak ADWI akan dipilih beberapa desa wisata terbaik sesuai nominasi. Pada ADWI tahun 2024 pada 17 November 2024, wakil DIY meraih Juara 1 Kategori Desa Wisata Maju yakni Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo; dan Juara 1 Kategori Kelembagaan dan SDM yakni Desa Wisata Krebet, Pajangan, Bantul. Desa Wisata Sambirejo, Prambanan, Sleman dan Kampung Wisata Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta juga meraih penghargaan kategorei Desa Wisata Berkalanjutan. Semoga ADWI ini membawa dampak secara langsung bagi desa wisata tersebut, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya dalam masyarakat.

 

Yogyakarta, 18 November 2024

Ttd

 

Arif Sulfiantono, M.Agr., M.S.I.

Penyuluh Wisata Dispar DIY & Dosen Praktisi Prodi Bisnis Perjalanan Wisata Sekolah Vokasi UGM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar