Artikel lama lagi, di buletin MERAPI, September 2013, semoga manfaat 🙏
Burung selain sebagai indikator penting
dalam menentukan daerah-daerah prioritas pelestarian alam, juga dapat
menggambarkan kondisi masih utuhnya suatu kawasan alam. Hal inilah yang menjadi
alasan utama saya untuk bergabung dalam komunitas pengamat burung di
Beijing-China, yakni Beijing Bird
Watching Society (BBWS). Apalagi melalui kegiatan bird watching dapat
sekalian berwisata alam murah meriah.
Bird
Watching di China
Dalam buletin Hongkong Bird Watching Society nomor 205 tahun 2008, kegiatan bird watching di daratan China sendiri
dimulai awal tahun 1980an. Saat itu juga awal munculnya reformasi ekonomi di
China, serta mulai diijinkan sejumlah diplomat atau delegasi untuk melakukan
penelitian. Walaupun begitu, klub pengamat burung Hongkong (Hongkong Bird Watching Society) sudah
berdiri pada tahun 1957. Beijing Bird
Watching Society sendiri baru berdiri pada tahun 2004, masih relatif muda.
Saya sendiri mengenal teman-teman BBWS
setelah diajak ikut bird watching
oleh teman dari LIPI, seorang birdwatcher
tanah air yang juga ambil master di Beijing, dan mantan mahasiswanya Kang Bas
(Karyadi Baskoro, dedengkot bird watching
Indonesia) di Biologi UNDIP. Ternyata walaupun menyandang sebagai ibukota
dengan jumlah penduduk sebanyak sekitar 20 juta orang (dua kali Jakarta),
Beijing masih banyak menyisakan ruangnya untuk kawasan alam. Dengan luas
sebesar kira-kira 16.000 Km2, luas tutupan hutan (forest cover) di Beijing pada tahun 2012
mencapai 38,6%, naik dari 12,83% di tahun 1980.
731 National
Forest Park/NFP (taman nasional) di China, 15 diantaranya ada di Beijing.
15 NFP ini melengkapi kawasan pelestarian alam selain Zoo (kebun binatang), Park
(taman), Lake (danau), Botanic
Garden (kebun penelitian alam), dan Mountain
(gunung/pegunungan). Semuanya dikelola dengan profesional dengan anggaran yang
tidak sedikit jumlahnya.
South Gate Forest Park
Pengalaman yang paling berkesan dalam saat
birdwatching bersama teman-teman BBWS
adalah saat pertama kali bird watching
di South Gate Forest Park (kompleks Stadion Olympic) dan diMiyun Reservoir (90
Km dari pusat kota Beijing). Ini yang menarik, ternyata di kawasan stadion juga
ada kawasan alam yang sangat indah, walaupun berupa buatan manusia. Tepatnya
dibangun menjelang Olimpiade Beijing tahun 2008.
Hari Ahad tanggal 11 November 2012, saat
itu awal musim dingin. Kondisi di luar sangat dingin, apalagi saat angin
bertiup kencang. Walaupun begitu, saya dengan semangat 45 berangkat untuk
kegiatan bird watching perdana pada
pukul 07.00 pagi dari kampus Beijing Forestry University. Dengan menggunakan
kereta cepat atau disebur subway, perjalanan
menuju South Gate Forest Park lumayan singkat, hanya sekitar 20 menit. Subway adalah transport favorit Beijing,
karena dengan tiket sebesar 2 RMB (Rp 3000,-) sudah dapat keliling Beijing.
Kawasan South Gate of Forest Park sendiri
sangat luas, ada danau kecilnya dan sungainya juga. Bagus sekali untuk wisata
keluarga, apalagi biaya masuk gratis. Lokasi juga tertata rapi. Ada beberapa
bagian tumbuhan cemara, jenis pinus dan poplar, ada juga kawasan padang rumput
yang kering dengan air yang menggenanginya.
Aksi sebagian anggota BBWS saat di South
Gate Forest Park
Beberapa bebek liar (mallard) jenis Anas
platyrhynchos asyik bermain di danau kawasan padang rumput. Ada beberapa
jembatan kayu yang membelah padang rumput berair ini, dan dapat dipakai
pengunjung menikmati kawasan. Kalau pengunjung teliti akan terlihat beberapa
jenis mallard, bangau (heron), dan burung air (shore bird).
Mallard
jenis Anas platyrhynchos saat terbang
Awalnya kami berjalan di area hutan pinus.
Di lokasi ini kami menemukan burung jenis bulbul (Pycnonotus aurigaster) atau sejenis kutilang di Indonesia. Kemudian
beralih ke lokasi padang rumput. Disini kami banyak menemukan jenis Mallard.
Mallard
jantan yang berwarna hijau dan putih saat
berenang di air akan diikuti 2-3 ekor betina yang berwarna putih-coklat
menjadikan pemandangan sangat menarik. Sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna.
Sesekali terlihat bebek terbang, kemudian mendarat di air. Subhanallah, sungguh
luar biasa ciptaan-Nya saat berkolaborasi di alam.
Mallard jantan
berenang diikuti Mallard betina
Walaupun kami tetap kedinginan, kami
semangat dan menikmati birdwatching
ini. Apalagi ditunjang dengan tidak banyaknya pengunjung yang ada di kawasan
ini. Faktor awal musim dingin dimungkinkan menjadi penyebab sedikitnya
pengunjung. Sesekali terlihat beberapa pengunjung tamasya dengan membawa kamera
dan tongkat untuk membantu berjalan. Ada juga yang berolahraga jogging dan
sepeda.
Momen yang menarik adalah saat mengamati
burung jenis shore bird (burung di
air) di jembatan kayu yang membelah padang rumput. Kami juga melihat
Raptor/elang jenis Accipiter nesus
yang terbang, sepertinya mengejar jenis Magpie (Pica pica).
Pengamatan di bagian
padang rumput yang berair
Keasyikan lainnya adalah saat mengamati
burung jenis ‘pelanduk semak’ yang bersembunyi dan berkamuflase di semak.
Sepertinya sarangnya ada di dalam semak tersebut, karena burung tersebut
senantiasa berada di lokasi tersebut. Baru kali ini saya melihat burung jenis
pelanduk semak dengan sangat jelas. Di Merapi tidak pernah dapat melihat bentuk
asli jenis burung pelandung semak, hanya terbatas mendengar suaranya saja.
Saat berada di dekat danau yang besar,
tiba-tiba kami melihat sejenis bangau. Ternyata seekor bangau (grey heron) jenis Ardea cinerea sedang berdiri mematung di pinggir danau. Warnanya
abu-abu dan putih. Begitu puas mengamati burung tersebut, kami segera beranjak
untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00.
Miyun
Reservoir
Sepekan setelah birdwatching di South Gate of Forest Park, aku diajak lagi untuk birdwatching di Miyun Reservoir. Sebuah
kawasan pertanian dengan danau yang cukup luas.
Saat berangkat dari kampus setelah sholat
shubuh pukul 05.40, di luar masih gelap dan lumayan dingin. Ternyata kami
berangkat bersama siswa Middle School
atau sekolah setingkat SMP.
Yang bikin iri adalah banyak siswa
tersebut bersenjata kamera DSLR yang mahal dengan ‘termos’ alias lensa besar
ukuran 500mm. Perjalanan selama 2 jam menggunakan bus sampai di Miyun
Reservoir. Tanahnya seperti jenis grumusol, terasa liat, lengket dan licin di
sepatu.
Siswa
SMP dengan kamera termos, membuat iri saja
Daerahnya sangat luas, karena ada perahu
pencari ikan juga. Beberapa mobil terlihat ada di tepi danau. Ternyata mereka
pemancing. Mayoritas jenis burung air seperti duck/mallard, goose, dan swan.
Banyaknya jenis bebek saat berenang di
danau, kondisi berdiri di tepi danau, atau terbang menjadikan pemandangan yang
menakjubkan. Subhanallah, sungguh kebesaran Tuhan menciptakan makhluk yang luar
biasa. Semuanya langsung dalam posisi nyaman untuk memotret maupun mengamati
dengan binokuler atau monokulernya.
Saat menjumpai jenis baru semuanya
langsung tertarik untuk mengamati dan memotret. Seperti saat melihat raptor Hen
Harrier jenis Circus cyaneus yang
cukup besar sedang terbang soaring.
Kemudian jenis shore bird lain
seperti black tailed gull (Larus
crassirostris).
Harus jeli untuk menemukan jenis shore bird karena hanya ada satu-dua
ekor di tepi danau dan berada diantara banyak bebek. Warnanyapun hampir mirip
dengan lingkungan sekitarnya. Kamuflase yang bagus.
Sekitar pukul 14.00 kami beranjak pergi
menuju bus untuk pulang. Sepanjang perjalanan mata kami tetap siaga mengamati
seandainya ada jenis baru lagi. Ternyata benar. Kami menjumpai jenis baru yang
sedang bertengger di tanaman jagung yang sudah kering..
Sampai Middle School lagi ternyata kami
diajak salah seorang guru senior untuk makan malam di sebuah restoran cukup
mewah. Wah, perjalanan yang sangat menyenangkan. Dari berawal dua tempat inilah
saya semakin mengenal kawasan wisata alam di Beijing dan ‘blusukan’ di dalamnya.