2 pekan lagi Asean Tourism Forum (ATF) bakal digelar di Yogyakarta, tepatnya tanggal 2 hingga 5 Februari 2023. Yogyakarta dipilih menjadi lokasi pertemuan tahunan tingkat Menteri Pariwisata Negara Asia Tenggara, karena dipandang sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas. Tentu ini menjadi tantangan saat viralnya berita yang dirilis BPS di awal tahun 2023 tentang DIY menjadi daerah paling miskin di Jawa dengan angka kemiskinan di atas rata-rata nasional sebesar 9,57 persen.
Berita ini cocok juga dengan tema dalam ATF, yakni “ASEAN- Empower Talents, Embrace Technology, Recover Tourism” mewakili komitmen Indonesia dalam mempercepat pemulihan pariwisata dan menciptakan talenta yang berdaya saing dan professional (www.indonesia.travel, 2022). Selain merupakan pertemuan National Tourism Organization (NTO), menteri dan pejabat pariwisata, juga ajang berkumpulnya peserta pameran, pembeli internasional, media internasional dan lokal serta pengunjung perdagangan di industri pariwisata.
ATF diawali dari pertemuan Negara ASEAN pada tahun 1976 membentuk Bali Concord yang merupakan kesepakatan kerja sama dengan negara anggota yang meliputi politik, keamanan, ekonomi dan pariwisata. Kemudian pada tahun 1981 dibentuk suatu forum yang dinamai ASEAN Tourism Forum (ATF) di Genting Highland, Malaysia. ATF adalah kerja sama regional yang berupaya untuk mempromosikan wilayah ASEAN sebagai salah satu tujuan wisata.
ATF tidak hanya menjadi sekedar ajang pertemuan, tetapi forum untuk bertukar pikiran, meninjau perkembangan industri, merumuskan rekomendasi guna mempercepat pertumbuhan pariwisata ASEAN, dan menyediakan wadah transaksi produk pariwisata regional dan individual negara-negara ASEAN. Di ATF nanti juga ada pertemuan para pejabat setingkat menteri dan pejabat senior yang dibagi ke dalam beberapa sesi, seperti Pertemuan ke-26 Menteri Pariwisata ASEAN, Pertemuan Menteri Pariwisata ASEAN Plus Three (Tiongkok, Jepang, Korea) ke-22, Pertemuan Menteri Pariwisata ASEAN-India ke-10, dan lainnya.
Perlu diketahui, peserta ATF memang bukan hanya dari negara ASEAN, namun juga negara lain yang bekerjasama. Pertemuan-pertemuan tersebut tentunya diharapkan menghasilkan output yang berharga dan menguntungkan bagi setiap negara yang terlibat. Bagi DIY sendiri, kegiatan ATF ini tidak hanya menjadi daya ungkit bagi sektor pariwisata, tapi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di DIY setelah pandemi Covid-19.
ATF 2023 dengan tajuk “ASEAN: A Journey to Wonderful Destinations” diharapkan dapat menjadi bagian dari promosi yang ampuh, untuk dapat menghadirkan wisatawan di kemudian hari. Selain itu diharapkan bisa mendatangkan investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi DIY. Sehingga bisa memberikan manfaat cukup besar, selain investasi promosi, baik juga untuk pariwisata maupun ekonomi kreatif (www.krjogja.com, 18/1).
Dalam ATF ada forum Travel Exchange (Travex) yang akan mempertemukan buyer dan seller dalam bidang pariwisata. Seller dari negara ASEAN akan menawarkan paket wisata, hotel, meeting, incentive, conference, dan exhibition (MICE) dan sebagainya, kepada buyer dari berbagai negara. Oleh karena itu, DIY sebagai tuan rumah harus bersiap diri dengan identitas khas Jogja yang dimiliki.
Persiapan dapat dimulai sejak sekarang mulai dari keramahan warga Jogja, pelayanan prima, dan destinasi wisata khasnya. Terakhir dan yang utama adalah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Yogyakarta tentang event ATF. Semoga ATF berlangsung sukses dan memberikan dampak bagi perekonomian DIY sehingga dapat keluar dari garis kemiskinan.
Yogyakarta, 19 Januari 2023
Ttd
Arif Sulfiantono, M.Agr., M.S.I.
Pendamping Desa Mandiri Budaya DIY dan Pengurus ICMI Yogyakarta Bidang Pariwisata dan Budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar