Selama tiga hari tanggal 25 hingga 27 Maret 2022 sebanyak 129 perwakilan takmir masjid dari wilayah Indonesia hadir di masjid Jogokariyan untuk mengikuti workshop Masjid Sebagai Destinasi Wisata Religi. Kegiatan yang digagas oleh Takmir Masjid Jogokariyan ini mengambil fokus masjid sebagai wisata yang mampu menggerakkan pemberdayaan ekonomi warga, bukan wisata religi ziarah kubur.
Selain memiliki jumlah penduduk muslim terbesar, Indonesia juga memiliki destinasi yang berpotensi pada wisata halal. Menurut Menparekraf Sandiaga Uno, Indonesia Selain masuk ke dalam lima Negara dengan pengeluaran wisata halal tahun 2019 berdasarkan data dari State of Global Islamic Economic Report 2020/2021, yakni sebesar $11,2 Milyar US atau sekitar Rp 160,720 Triliun (Kemenparekraf, 2021).
Tayang di Opini Koran 'KEDAULATAN RAKYAT' hari Jumat, 1 April 2022
Data Kementerian Agama ada 280.320 masjid di Indonesia sampai bulan Maret 2022. Ini merupakan sebuah potensi yang besar untuk pemberdayaan ekonomi jika mengambil angka 10% dari jumlah masjid tersebut makmur setingkat masjid Jogokariyan. Untuk wilayah Provinsi DIY sendiri tahun 2021 ada 8.107 masjid, dan 6.792 mushola/langgar.
Wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan mendapatkan kenikmatan dan tujuan untuk mengetahu sesuatu; dapat juga yang berhubungan dengan kegiatan olahraga, kesehatan, keagamaan, dan keperluan lainnya. Wisata religi merupakan sebuah perjalanan untuk memperoleh pengalaman dan pelajaran (edukasi).
Sedangkan wisata halal adalah serangkaian layanan fasilitas, atraksi, dan aksesibilitas yang dimaksudkan untuk memberikan dan memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan muslim (Sutono, 2019). Motif wisata religi adalah dapat sekedar untuk mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang, bersantai hingga studi dan kegiatan agama. Potensi wisata sendiri adalah segala sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata (Pendit, 1999).
Potensi wisata tersebut adalah (1). Potensi budaya adalah potensi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat baik itu adat istiadat, kesenian, dan budaya. (2). Potensi alamiah adalah potensi yang ada di masyarakat berupa potensi fisik dan geografi seperti alam. (3). Potensi manusia atau wisata buatan, adalah manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, seperti melalui pementasan tarian/kesenian daerah hingga produk manusia (buatan).
Menurut informasi Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Ustad HM. Jazir ASP, untuk wisatawan yang berkunjung di masjid Jogokariyan, Yogyakarta sendiri tiap bulan dapat mencapai 50 hingga 60 bus besar. Mayoritas pengunjung adalah pengurus atau jamaah masjid, organisasi keagamaan atau sekolah yang ingin belajar manajemen kemasjidan. Aktivitas masjid Jogokariyan termasuk dari potensi wisata buatan.
Pariwisata termasuk bisnis atau industri kreatif yang mempunyai keluaran/output ekonomi atau uang. Masjid Jogokariyan sudah melakukannya dengan menyelenggarakan berbagai atraksi event atau kegiatan yang menarik wisatawan. Salah satu contohnya adalah Pasar Rakyat yang digelar tiap hari Sabtu dan Ahad dari Subuh hingga siang hari.
Pasar Rakyat Jogokariyan yang dimulai pada tanggal 8 Agustus 2021 bertujuan untuk memulihkan kondisi perekonomian warga Jogokaryan yang terpuruk karena terdampak pandemi Covid. Menurut informasi Ustad Jazir omzet bulanan Pasar Rakyat sekarang mencapai Rp 1 Milyar dan mampu memperbaiki ekonomi warga. Bahkan menjadi salah satu destinasi favorit dari pengunjung wisata religi Masjid Jogokariyan.
Potensi wisata religi lainnya yang jarang dilirik adalah eco-masjid, yakni menjadikan masjid sebagai pusat pembelajaran cinta lingkungan. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh Masjid Al Muharram, Kampung Brajan, Kasihan Bantul sejak tahun 2013 dengan nama Gerakan Sedekah Sampah. Melalui gerakan berwawasan lingkungan ini hasilnya dapat dimanfaatkan untuk santunan pendidikan, kesehatan dan sembako untuk warga.
Bahkan gerakan sedekah sampah Masjid Al Muharram inilah yang menginspirasi lahirnya program eco-masjid yang dicanangkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) pada November 2017. Masjid Al Muharram-pun menjadi salah satu destinasi wisata religi edukasi lingkungan.
Masjid yang memiliki tanah wakaf pertanian atau perkebunan pun dapat menjadi destinasi wisata religi berbasis alam dan edukasi. Memasuki ekonomi kreatif kini wisata religi masjid tidak terbatas ziarah kubur atau masjid bernilai sejarah, tapi telah bertransformasi menjadi destinasi wisata berbasis edukasi dan pemberdayaan ekonomi.
Perlu ditingkatkan, agar kesejahteraan ummat Islam yang taat, dapat meningkat. Masjid & Musholla, Pondok Pesantren sebagai pusat pengembangan dan aktivasi sistem ekonomi ummat Islam dan sahabatnya, in-syaa Allah.
BalasHapus