Tiap
tahun baru seringkali membaca status di media sosial tentang resolusi hidup. Sebuah
harapan yang ingin dicapai pada tahun tersebut. Bisa juga sebuah cita-cita.
Sekitar
1,5 tahun yang lalu pernah ditanya salah seorang ustadz tentang cita-cita atau
keinginan. Saya jawab adanya keinginan, bukan cita-cita atau resolusi.
Karena
saya pernah kecewa. Ya, kecewa berat.
Tepatnya
tahun 2018 saat cita-cita untuk studi doctoral ke luar negeri hampir tercapai
dengan diterimanya beasiswa doctoral di Tiongkok. Jelang keberangkatan ke Wuhan
University of Technology tiba-tiba surat tugas belajar tidak dapat turun,
gara-gara belum ikut psikotes tugas belajar. Padahal sebelumnya ijin sudah
turun untuk ikut seleksi beasiswa dari Kemenristek DIKTI ini.
Pimpinan
dari tingkat bawah hingga atas dimintai bantuan nihil hasilnya. Seolah acuh. Padahal
juga via jalur alumni kampus. Pimpinan dulu yang mendorong untuk studi juga
lepas tangan, sibuk dengan pekerjaan barunya.
Terakhir
saya katakan ke ustadz bahwa saya akan memulai hidup seperti air saja. Filosofi
air mengalir.
“Hidup
adalah serangkaian perubahan yang alami dan spontan. Jangan tolak mereka karena
itu hanya membuat penyesalan dan duka. Biarkan realita menjadi realita. Biarkan
sesuatu mengalir dengan alami kemanapun mereka suka.” (Lao Tzu)
Alhamdulillah
keluarga terutama istri yang senantiasa mensupport. Inilah yang menjadi pilihan
untuk selalu dekat dengan keluarga. Mereka-lah supporter sejati. Bukan dari
kantor apalagi kampus!
Cukup
nikmati hidup, isi dengan ibadah baik madhah dan ghairu madhah, sabar dengan
ujian dan ikhlas dengan ketetapan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar