Pagi hari setelah Subuh, seorang teman cerita kalau tahun 2016
ini pesantrennya baru dapat 5 sapi untuk Idul Qurban. Sepertiganya tahun lalu,
2015. Padahal daerah binaan dakwahnya semakin meluas, Idul Qurban tinggal 4
hari lagi. Dalam perjalanan menuju kantor di lereng Merapi saya teringat kisah
tentang Shohibul Qurban dari teman Ustadz.
Dia pernah mengunjungi sebuah dusun di
daerah Dieng, Jawa Tengah. Mayoritas warga dusun adalah petani sayur. Yang luar
biasa adalah peran serta warga dusun tersebut menjadi Shohibul Qurban. Ada
sekitar 90% warga menjadi Shohibul Qurban, padahal tingkat ekonominya kelas
menengah ke bawah.
Qurban untuk Merapi di Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu tahun 2015
Bahkan yang kelas menengah mempunyai
cara jitu untuk tetap menjadi Shohibul Qurban. Yakni dengan menabung melalui
hewan qurban. Caranya tahun ini membeli 2 anak kambing, kemudian tahun
berikutnya 1 ekor untuk Idul Qurban, 1 ekor dijual untuk dibelikan 2 anak
kambing. Ini berlangsung terus menerus.
Tak heran dusun tersebut tanahnya menjadi
subur, hasil panen sayur melimpah. Betapa Allah memenuhi janjinya.
“Jikalau Sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi …” (QS Al-A’raaf: 96).
Seyogianya
seseorang yang mempunyai penghasilan karena bekerja (maisyah) menjadi shohibul qurban.
Jika suami-istri dua-duanya bekerja jatah qurbannya menjadi dua. Sedekah qurban
adalah bentuk perwujudan dari keimanan kita yang hanya semata-mata untuk-Nya,
bukan menuhankan harta.
“dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang
berlebihan.” (QS. Al-Fajr: 20)
Perlu diingat ibadah, sedekah dlsb
adalah untuk kita sendiri, bukan untuk Allah. Hakikatnya Allah tidak
membutuhkan ibadah atau sedekah manusia. Ibadah itu diperintahkan sebagai
kewajiban adalah dalam rangka untuk kemaslahatan manusia itu sendiri secara
keseluruhan meliputi kehidupan dunia dan akhirat.
Ibadah manusia tidak sedikit pun akan
menambah keagungan Allah. Demikian pula sebaliknya, pembangkangan manusia juga
tidak akan mengurangi sedikit pun kemuliaan Allah Ta’ala. Allahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar