Akhir bulan Mei sampai awal Juli tiap tahunnya
merupakan waktu untuk sidang dan kelulusan/wisuda di Perguruan Tinggi
(Universitas) di Tiongkok. Di negeri pendekar gongfu (kungfu) ini mayoritas PT
wisuda satu kali untuk tiap tahunnya, dan sama untuk tingkat Bachelor (S1),
Master (S2), dan Doktoral (S3). Bandingkan dengan Universitas Gadjah Mada (UGM)
yang wisuda S1 bisa 4 kali tiap tahunnya (Februari, Mei, Agustus, dan November)
:D
suasana wisuda tingkat S2 (master) dan S3 (doktoral) di BFU
Tapi yang akan saya ceritakan disini cukup tentang
sidang tugas akhir dan wisuda saja. Ini berdasarkan yang saya alami saat studi
di Beijing Forestry University (BFU), Beijing tahun 2012-2014. Awalnya saya dan
housemate (teman rumah) dari Malaysia sudah sejak tahun pertama
menyiapkan pakaian yang pantas untuk sidang thesis atau kalau dulu di UGM
dikenal dengan sidang yudisium atau pendadaran. Bayangan kita saat sidang akan
pakai pakaian yang rapi dan perlente seperti jas.
suasana wisuda S1 di stadion BFU
Ternyata dugaan kami SALAH! Sidang pendadaran
berlangsung sangat santai. Apalagi sekitar bulan Mei sampai Juli adalah musim
panas di belahan Tiongkok bagian Utara. Alhasil baik penguji maupun
mahasiswanya-pun berpakaian yang santai. Pengujinya bahkan ada yang pakai baju
polo-shirt, dengan celana pendek sebatas lutut. Saya sendiri milih pakai baju batik korpri .. hehee .. :-)
mahasiswi yang berkaos pink tsb tingkat doktor
suasana saat saya pendadaran (batik Korpri always) yg santai, jauh dari seramm
Saat saya presentasi proposal thesis bahkan melihat
mahasiswa tingkat Doktor saat presentasi di pendadaran memakai pakaian tidur
malam .. :o. Yup, mayoritas PT di Tiongkok sidang pendadaran bukan yang utama.
Bahkan mayoritas skripsi saja terdiri sekitar 30an halaman bolak-balik. Sangat
tipis. Poin penting penilaian ada dalam proses penelitian sampai penulisan
tugas akhir. Tak heran laboratorium tiap hari dari pagi sampai malam selalu
ramai mahasiswa. Sampai sekarang saya masih pegang kunci laboratorium :-)
di dalam laboratorium ada ruangan rapat yang bisa digunakan untuk ngetik, juga tersedia peralatan untuk membuat teh/kopi juga snack
Untuk tingkat master dan doktoral bahkan harus
publish jurnal dulu sebagai syarat kelulusan. Untuk tingkat master cukup 1
jurnal tingkat lokal. Untuk doktoral minimal 1 jurnal tingkat nasional atau
internasional. Akan berbeda pula jika supervisor atau profesornya menerapkan
syarat ketat. Jika belum publish sampai wisuda, maka hanya diberikan ijazah
sementara saja.
Yang menarik pula, yakni saat wisuda. Di Indonesia
wisuda merupakan Upacara Keramat. Sampai kaum hawa bela-belain pagi-pagi buta ke
salon untuk membuat sanggul dan berdandan menor. Tak jarang sampai melupakan
ibadah wajib sholat shubuh pula.
Di Tiongkok, wisuda dianggap biasa saja. Tahun lalu
saat saya menyaksikan teman Tiongkok wisuda S1, ternyata banyak yang
berdatangan saat upacara wisuda dimulai. Mayoritas malah belum mandi pagi.
Bahkan saat menyanyikan lagu kebangsaan Tiongkok ada peserta yang datang, ikut
menyanyi sambil memakai baju toga .. :o
mahasiswi S1 ini sudah terlambat datang, masih asyikk dgn gadget, sampai tidak sadar dgn paparazi
Untuk wisuda S1
berlokasi di lapangan sepakbola/stadion (outdoor),
karena peserta paling banyak. Sedangkan untuk S2 sampai S3 di dalam gedung (indoor). Karena berlangsung saat musim
panas, banyak yang hanya memakai celana pendek di balik toganya, termasuk dari
mahasiswi.
Wisuda atau
upacara pelepasan yang benar-benar keramat terjadi di restoran atau rumah
makan. Yakni saat perpisahan dengan teman kelas, laboratorium, dan dosen
pembimbing tugas akhir. Dosen pembimbing yang baik hati akan membuat upacara
perpisahan untuk bimbingannya yang lulus dengan mengundang seluruh bimbingannya.
Saat inilah terjadi keakraban dan keharuan .. :-(
Untuk tulisan tentang gala
dinner setelah pendadaran atau perpisahan ada disini. => http://arif-sulfiantono.blogspot.com/2014/06/gala-dinner-pasca-defense_26.html
patangpuluhan, 10/06/2015
mengenang setahun-dua tahun silam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar