Tanggal
9 Juni 2014 momen paling bersejarah bagiku selama 2 tahun tinggal di Beijing
(2012 – 2014). Hari senin pukul 10.00 tanggal tersebut merupakan waktu ujian
defense thesis yang aku jalani. Segala jerih payahku selama studi master,
termasuk perjalananku mencari cari data riset di China (Beijing Songshan
National Nature Reserve dan Wolong National Nature Reserve, Provinsi
Sichuan) ditentukan pada waktu tersebut.
Alhamdulillahirrabbil
alamin, ujian berlangsung sukses walaupun waktunya maju dari jadwal pukul 11.00
menjadi pukul 10.00. Giliranku adalah yang terakhir untuk sesi pagi-siang.
Suasana ujian thesis (defense) yang santai
Rencana aku mau pulang, kembali ke kamar untuk tadarus, istirahat, dlsb. Tapi aku diminta menunggu hasil sidang dewan penguji. Sekali lagi Alhamdulillah 5 orang yang sidang sesi pertama ini semuanya lulus.Ternyata kita masih diminta untuk jangan pulang dahulu, karena akan diajak makan siang bersama dewan penguji dan beberapa dosen, seperti supervisorku, Prof. Maluyi.Aku kira restoran tempat makan siang/lunch jauh karena naik taksi, ternyata masih dekat kampus, depan Bank of China. Hanya jalannya memutar sehingga terasa jauh.Dari luar tidak kelihatan seperti restoran, karena berupa bangunan lumayan luas dan bertingkat. Kita langsung diajak masuk ruangan di lantai 2. Mewah juga restorannya. Ini restoran termewah selama aku diajak makan oleh Supervisor bersama students di bawah bimbingannya. Ada 9 orang duduk menghadap meja makan berbentuk lingkaran, khas restoran China kelas menengah ke atas. Di atas meja ada kaca bentuk lingkaran yang bisa diputar, sehingga saat mengambil makan cukup memutar kaca ini.
Suasana dan kondisi restoran kelas menengah - atas
Awalnya
aku ragu dengan makanannya, karena ini restoran biasa. Saat datang menu awal,
aku hanya makan jenis sayuran dan ikan saja. Kali ini menu ikannya berbeda
dengan yang biasa aku makan, ikan yang tersaji di hadapanku adalah ‘sushi’ khas
Jepang. Dagingnya benar-benar empuukk dan terasa segar, maknyuss dahh!!
Kemudian
menu kesukaanku datang, yakni ‘yang rou’ atau daging domba. Professor Maluyi
seakan melihat ‘kegelisahanku’, beliau berkata, ‘Don’t worry, this is muslim
food’. Yup, supervisorku seorang muslim juga.
Dengan
basmalah aku makan menu kesukaanku ini. Wow, ternyata dimasak khas Xinjiang
atau khas masakan muslim. Josshh gandosshh!!
Alhamdulillah
saat melewati meja kasir saat pulang, aku melihat ada papan kalau restoran
tidak menyediakan minuman beer maupun wine. Jadi restoran ini juga menyediakan
masakan muslim. Pantas tadi Duan Jie (asisten Prof. Maluyi) membawa beberapa
botol wine.
Lunch
berhenti disini??
Tidaakkkk!!
Ternyata
masih ada lanjutannya, DINNER!
Masya
Allah.
Ujian
defense sesi ke-2, yang dimulai setelah makan siang selesai pada pukul 17.00.
Rombongan peserta ujian defense pun melalukan dinner bersama. Beruntung bagi
yang ikut jadwal pagi sampai siang seperti aku tetap diajak untuk dinner.
Lokasi masih di restoran yang sama, hanya beda ruangan.
Kali
ini lebih besar, karena lebih banyak peserta (sekitar 20an orang)yang semuanya
tingkat master dan doctoral di bawah supervisi Profesor Maluyi. 2 meja kita
pakai untuk dinner kali ini. Dinner menjadi special karena Ma Laoshi juga
mengajak istrinya. Aku juga diperkenalkan.
Ajang
dinner menjadi moment informal untuk saling mengenal satu-sama lain. Mahasiswa
mendatangi dosen dan profesornya dan mengucapkan terima kasih dengan bersulang.
Biasanya bersulang dengan beer atau wine, sambil mengucapkan ‘Ganbei’, atau
Cheers. Tak jarang juga dengan teh, juice atau soft drink seperti aku.
Ganbei saat gala dinner
Benar-benar
terasa tiada jarak antara dosen/professor dengan mahasiswa bimbingannya. Kedua
belah pihak juga saling ngobrol santai, membicarakan hasil riset, keluarga,
masa depan, dan lain sebagainya. Aku perhatikan juga dosen/professor
mempercayakan penuh kerja laboratorium pada mahasiswa.
Selama
mengerjakan thesis tiap hari aku ke ruangan meeting laboratorium. Mahasiswa
bebas melakukan penelitian tanpa ijin tiap hari kepada kepala atau asisten
laboratorium. Tersedia juga computer, hotspot gratis, sampai alat masak dan
teh. Beda jauh dengan kondisi di tanah air yang aku alami saat studi di UGM
lebih dari 10 tahun yg lalu, dimana tiap hari harus ijin asisten/kepala
laboratorium.
Dinner
juga dijadikan ajang bagi mahasiswa untuk berterimakasih pada teman-temannya,
terutama teman kerja di riset atau teman kelas. Termasuk juga dosen junior yang
mengucapkan terima kasih pada dosen seniornya (professor). Moment ini juga aku
manfaatkan untuk berterima kasih pada semua dosen/professor, staff dan
teman-teman yang membantuku.
Mereka
juga sangat senang. Yup, pada dasarnya teman-teman China sangat helpfully.
Beberapa diantaranya bahkan mengucapkan “We are friends forever” J. Mereka juga mengajak aku untuk datang
ke kota kelahirannya. Alhasil dinner 3 jam dari pukul 18.00 tak terasa selesai
pukul 21.00. Alhamdulillah tidak ada yang fly alias mabuk ..
Apakah
Dinner berakhir disini??
TIDAAKK!!
2
pekan sesudah dinner pasca defense tersebut, aku ternyata mendapat undangan
dari teman China putri -Yaona- kalau aku diajak dinner bersama teman-teman
Master dibawah Profesor Maluyi lagi. Awalnya aku kira yang ngajak Profesor
Maluyi makanya walaupun aku sedang capek aku sanggupi untuk datang.
Ternyata
saat dinner, Profesor Maluyi tidak datang, Yaona mengatakan kalau dinner ini
adalah traktirannya dia, bersama Yudandan dan Limei. 3 orang gadis China
cantiks. Mereka mentraktir kami 8 orang (4 putra dan 4 putri) yang telah lulus
duluan, mereka masih setahun lagi. Wow, very surprise!!
Gala dinner traktiran junior
Budaya
yang sangat bagus. Junior mentraktir senior dengan ikhlas. Baru kali ini aku
benar-benar sangat terkejut plus bangga sekali dengan sikap mereka. Apakah ini
budaya mahasiswa China sini atau budaya yang dibangun dibawah Profesor Maluyi??
Aku
Tanya pada beberapa teman sekelas ternyata mereka tidak pernah diajak makan
malam juniornya, bahkan ada beberapa yang malah tidak diajak dinner
supervisornya. Yah, semoga aja ini
budaya yang dibangun oleh supervisorku yang juga seorang muslim.
Dalam
perjalanan pulang aku berpikir, alangkah asyiknya juga kalau di tanah air juga
ada moment dinner seperti ini sambilng ‘ngangkring’ ala jogja atau lesehan .. J
Beijing Forestry University, 27
Juni 2014, pukul 04.50
Ditulis untuk website www.lingkarpengajianbeijing.com