Rasa takjub mewarnai
perjalanan kami selama berkunjung ke ‘rumah’ satwa langka dan lucu yang menjadi
ikon negara berpenduduk terbesar di dunia ini. Tak lengkap jika berkunjung ke
China, tapi belum melihat Giant Panda
atau Panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) di habitat aslinya, walaupun sudah berkunjung ke Tembok Besar (Great Wall) atau Istana Terlarang (Forbidden City). Apalagi satwa langka
ini menjadi logo resmi organisasi pelestarian satwa liar PBB, yakni WWF (World Wildlife Foundation).
Kota Chengdu yang juga
menjadi ibukota provinsi Sichuan menjadi tanah leluhur dari satwa Panda sejak
zaman kuno. Wilayah ini masuk pada bagian Barat Daya wilayah China (South Western), berdampingan dengan pegunungan
Tibet. Populasi Panda sekarang tidak sampai 2000 ekor. Oleh karena itu, untuk
menyelamatkan dan melindunginya pada bulan Maret 1987 didirikan Chengdu
Giant Panda Breeding.
dimuat di koran 'Kedaulatan Rakyat', tanggal 2 Februari 2014
Lembaga yang berawal dari Kebun Binatang
ini juga mempunyai tujuan
untuk mempromosikan Chengdu sebagai pusat
dari habitat Panda (The Home Land of The Giant Panda). Setelah bekerja tanpa lelah sejak 1950-an, sekarang Pusat Konservasi Panda fokus pada penelitian, pengembangbiakan (breeding), dan konservasi Panda. Ketika tingkat populasi telah mencapai tingkat yang
diinginkan, Lembaga ini akan bergeser upayanya ke arah membantu Panda beradaptasi dengan habitat alami mereka sehingga
dapat dilepas-liarkan kembali ke habitat asli mereka.
Lokasi Pusat Konservasi Panda berada 70
Km dari pusat kota Chengdu. Sangat mudah dijangkau, baik dengan transportasi
umum berupa bus maupun taksi. Lembaga ini mengintegrasikan penelitian ilmiah dan pengembangbiakan Panda, pendidikan konservasi, pendidikan pariwisata, dan
acara-acara kebudayaan bertema Panda. Untuk
menikmati kawasan konservasi Panda seluas 100 hektar ini harus membayar tiket
masuk sebesar 58RMB atau Rp 116.000,- (dengan kurs 1 RMB= Rp 2.000,-).
Mengunjungi kawasan ini mengingatkan akan
tokoh ‘Po’ dalam film animasi Kungfu Panda yang sangat terkenal. Kombinasi ciri-ciri fisik Panda yang sangat mirip boneka beruang,
bulu warna hitam dan putih, tubuh
dan pipi bulat yang lembut,
dan sifatnya yang menyenangkan membuat mereka menawan bagi
pengunjung. Kesan satwa lucu
dan sangat menggemaskan sangat mewarnai saat melihatnya secara langsung.
Selain jenis Panda raksasa yang berbulu
hitam dan putih, juga ada Panda merah atau
Red panda (Ailurus fulgens).
Sesuai namanya, Panda merah memiliki bulu tebal berwarna merah kecoklatan dan
berkaki hitam. Mukanya berbentuk bulat berwarna putih dengan garis merah
kecoklatan dari mata ke mulutnya. Buntutnya panjang dengan duabelas cincin
merah dan coklat-muda berselang-seling. Tubuhnya lebih kecil daripada Panda
raksasa, sekilas sangat mirip dengan rakun.
Untuk
mengenal lebih jauh tentang Panda, pengunjung dapat belajar mulai dari sejarah
zaman purba sampai kondisi terkini melalui Museum yang ada dalam lokasi. Selain
itu dalam kawasan ini juga ada tempat pengasuhan bayi-bayi Panda. Pengunjung
juga dapat bersantai di danau kecil sambil memberi makan Angsa hitam dan
ratusan ikan koi sambil menikmati teh asli China. Mengunjungi lokasi ini
dijamin ada kepuasan tersendiri, apalagi Panda juga sering digambarkan sedang
berbaring santai sambil makan bambu, bukan berburu, sehingga meningkatlah
citranya sebagai hewan manis dan cinta damai.