Tiap apartemen mahasiswa
International mempunyai 2 kamar kecil, yakti toilet dan kamar mandi. Semua mempunyai
wastafel. Untuk yang toilet, mempunyai WC duduk untuk buang air besar atau
kecil mempunyai wastafel tepat di depan toilet. Juga ada cermin besar dan kran
tegak mirip tempat wudhu di masjid.
Sedangkan
kamar kecilnya satunya memiliki shower dan wastafel juga cermin besar. Rupanya ini
untuk mandi, sedang yang ada WC duduknya untuk buang hajat. Semuanya tidak ada
ember maupun gayung.
Bagiku tidak
kenal perbedaan antara tempat mandi dan WC, harusnya cukup satu tempat saja. Awalnya
setelah dapat kamar, aku mandi memakai shower. Untung sudah buang hajat di
toilet depan Office.
Akhirnya setelah mengenal satu malam,
dapat ide untuk mengubah toilet yang ada WCnya menjadi tempat mandi sekaligus. Wastafel
yang ada di toilet aku manfaatkan sebagai ember. Lubang pembuangan air aku
tutup, air aku alirkan. Bisa memilih air dingin, panas, atau hangat.
Untuk gayung, Alhamdulillah dibawakan
Tupperware yang semula untuk tempat makan dapat berfungsi sebagai gayung. Akhirnya
dapat mandi dengan nyaman dan hemat air. Begitu pula jika pas buang air besar
bisa memakai air yang ditampung dalam wastafel. Jaraknya sangat dekat, bisa
diraih tangan.
Dapat juga buang air besar sambil
cukur kumis, hehehee .. Karena terbiasa buang hajat sambil jongkok, aku jadi
tidak bisa duduk saat buang hajat. Akhirnya tetap jongkok, dan MERDEKA!!
Setelah 3 hari, kotak Tupperware itu
aku pensiun-kan. Aku ganti dengan bekas botol mineral besar, ukuran 3,5 L yang
aku potong setengah. Gayungnya jadi tambah lebih besar, dan lebih mantap.
Wastafel dan WC jaraknya berdekatan
Wastafel juga aku manfaatkan untuk
cuci pakaian, maklum selang mesin cuci robek, jadi tidak dipakai. Wastafel diisi
air, kemudian diberi sabun Attack, tinggal pakaian dimasukkan ke dalamnya. Cara
ini mengingatkanku pada sebuah teman penjaga masjid di Yogyakarta.
Suatu saat pas aku main ke masjidnya,
aku pergoki dia baru mencuci dengan memanfaatkan tempat wudhu untuk menaruh
pakaian sambil dibilas sabun cuci. Oleh dia, pakaian yang bersabun itu tinggal
diinjak-injak dan diucek-ucek sudah
bersih. Ternyata cukup efektif dan efisien.
Beijing, 7 September
2012, pukul 19:27 waktu China
pak Sulfi, Cerita menarik dari Beijing ini nanti bisa jadi buku lho! kita tunggu kelanjutannya...
BalasHapusSemoga terus lancar dan terus diberi kemudahan oleh Allah SWT.. amin
Tetap Semangad!
Mas Agus= jazakallah khair akh doanya .. Smg ente jg sukses!!
BalasHapus