Tanggal 24 September 2012, kami mahasiswa
Internasional diundang acara Mid-Autumn Festival, yakni acara yang digagas
teman-teman Chinese untuk mempertemukan antara mahasiswa asing dan China.
Lokasinya ada di Gedung nomor 3 lantai 7, ruangan nomor 703. Aku berangkat
bersama teman-teman sesame penerima beasiswa APFNet, yakni Adli (Malaysia),
Digambar Singh (Nepal), Hasan (Bangladesh); dan Dara (mahasiswa tahun kedua
APFNet dari Kamboja) dan Mammoa (mahasiswa PhD dari Eithopia).
Sampai lokasi
ternyata sudah ada banyak teman-teman China, dan yang non-China hanya kami.
Acara dibuka oleh mahasiswa putri dengan bahasa
Inggris yang lumayan bagus. Di China ini disamping ‘berhati-hati’ dengan
wanita, kami juga salut dengan mereka karena kemampuan bahasa asing yang bagus
dan sering membantu kami. Seperti penggagas dan organizer acara ini sebagian besar juga mahasiswa putri. Guru
bahasa Mandarin kami juga 4 putri, hanya 1 putra.
Masing-masing kami mengenalkan diri, asal-usul,
nama, hobi dan sebagainya, termasuk teman-teman putri kami dari APFNet yang
datang terlambat. Kemudian pembaca acara menceritakan bahwa
acara Mid-Autumn Festival adalah acara untuk memperingati cerita The Legend of Chang’e.
Menurut legenda Tionghoa, pernah terdapat 10 buah
matahari di bumi ini dan masing-masing matahari secara bergiliran menerangi dan
memberikan kehangatan ke bumi. Tetapi suatu saat semua matahari muncul secara
bersama-sama sehingga menyebabkan bumi hangus karena terlalu panas. Bumi dapat
diselamatkan berkat adanya seorang pemanah pemberani bernama Hou Yi yang
berhasil memanah jatuh sembilan buah matahari.
Ilustrasi Hou Yi saat memanah 9 matahari
Hou Yi berhasil mendapatkan ramuan kehidupan untuk
menyelamatkan rakyat dari pemerintahan yang kejam, namun sang istri meminumnya.
Sehingga membuat istri Hou Yi terbang ke bulan. Lalu mulailah legenda adanya
perempuan di bulan, yang mana gadis-gadis Cina merayakannya sebagai Perayaan
Pertengahan Musim Gugur.
Ilustrasi Chang'e saat terbang ke Bulan
Biasanya Negara meliburkan 3 hari selama Mid-Autumn
Festival. Setelah melihat tayangan video singkat animasi Chang’e, kami
dibagikan script dialog singkat cerita Chang’e. kami dibagi 3 kelompok dan
harus bermain peran dalam cerita Chang’e tersebut.
Aku satu kelompok dengan Digambar, kami mendapat
bagian Scene 3, yakni terakhir. Aku
kebagian peran menjadi Huo Yi, DIgambar menjadi Pengikut Huo Yi. Chang’e
diperankan oleh Chenjing, mahasiswa putra berkacamata juga. Sangat bagus juga
dia memerankan Chang’e, lucu, semua yang melihat ketawa.
Akhirnya pas jatahku berperan, aku juga agak ‘gila’.
Saat cerita mencari Chang’e, aku contoh lawak khas Indonesia, aku cari Chang’e di
laci dan kolong meja. Aktingku ini tidak sia-sia, aku menjadi pemeran terbaik
dan dapat hadiah. Kami juga dijamu the tawar panas dan roti non-daging. Karena
mereka meyakinkan tidak ada unsur daging, maka kami yang muslim berani
memakannya. Enak juga rasanya.
Akting & dapat hadiah
Setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek, ketika
bulan menunjukkan keindahan secara penuh, orang Tionghoa melihat ke bulan dan
mengingat Chang-e dan legendanya.
Perayaan ini dikenal sebagai Mid-Autumn Festival atau Perayaan Pertengahan Musim Gugur,
juga dikenal sebagai Perayaan Bulan. Acara ini juga untuk menandai kalau musim
dingin (winter) akan segera datang. Makanan
yang terkenal dalam perayaan ini adalah Moon Cake atau Roti Bulan. Roti
berbentuk lingkaran seperti bulan dengan isi selai yang cukup lezat .. hmm, yummy ..
Moon Cake atau Roti Bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar